Panas menyengat, walaupun malas ya terpaksa deh ke bandung ngambil hasil servis power supply di Jaya Plaza.
Punggung kedua tangan ini sudah berwarna lebih gelap dibandingkan kulit yang lain. kedua Telapak tangan kapalan.
Sudah memasuki episode ke 4 sinetron ala jepang yang saya harus (dengan alasan menemani istri)tonton ini, judulnya "one liter of tears" (baru nyadar kalo "one liter" bukannya "one little" di episode ini). Kalo versi indonesianya berjudul "buku harian nayla" kerjaan nya si punjabi mungkin.
Adegan demi adegan antara yang asli dengan versi indonesia dibuat semirip mungkin hingga ke dialog antar lakon. Cuman yang versi indonesia (sempet nonton beberapa episode) menurut saya pribadi ada beberapa kekuarangan,diantaranya
- adegan kurang realistis, satu dari beberapa contoh misalnya: dalam scene yang sama ruangan dokter versi jepang memang menunjukkan suasana di rumah sakit, dengan menampilkan set sebuah ruangan penuh dengan peralatan medis. sedangkan versi indonesia cukup dengan jas putih dan meja kantor+plang nama dan tidak ada adegan yang diambil dalam mode wide angle.
- kebanyakan nangisnya ehehehe maklum produksi india...eh indonesia.
versi jepang lebih bermain di kekuatan karakter pemainnya, jarang sekali terjadi adegan menangis bombay. yang membuat istri saya berpendapat kalo Judul nya harus di balik. versi indonesia : "Satu liter (galon?) air mata." dan versi jepang " buku harian Ikeuchi aya"
Ternyata kasus ini udah banyak dibahas di internet, dari priyadi.net dan ratusan blog-blog lainnya sampai wikipedia jelas-jelas membandingkan scene per scene nya. Berarti saya udah masuk kategori basbang :P. (biarpun lah yang penting ngeblog)
serial aslinya sendiri sudah ditayangkan 2 tahun lalu oleh Fuji TV dan telah mendapat penghargaan sebagai drama terbaik di Jepang. Dalam pengerjaannya juga mereka tidak tanggung-tangung, para artis pendukung dorama ini berkonsultasi langsung dengan pihak keluarga Aya agar dapat memerankan karakter mereka dengan baik.
dalam versi indo nya "kisah ini hanya fiktif belaka".
Pengemasan cerita yang jauh berbeda mungkin bagi sebagian orang merasa lebih nyaman untuk menonton versi aslinya. Apalagi ditambah dengan soundtrack yang makin "memperkeruh suasana".
Kalo yang versi jepang emang bikin nyesek di dada terutama buat pria yang sensitif. kalo cewek ? ... jangan ditanya.
1 gulung tisu = 1 episode.
(entah membajak atau membeli hak cerita) saya ga ambil pusing lha saya juga cuman nonton lewat kepingan DVD bajakan, nonton di windows bajakan.(someday I'll change).