Pasar Seni ITB adalah ajang 4 Tahunan yang diadakan hanya 1 hari tepatnya 10 jam untuk tahun 2010 ini dan terbuka untuk umum dengan tiket gratis. Acaranya memadukan live music, pertunjukan seni dan baazar kreatif. Pertama kali yang saya hadiri di tahun 2006, Saya dan keluarga sudah merencanakan sejak sebulan sebelumnya sehingga saya meminta izin cuti dari pekerjaaan. Sampailah pada hari yang dinanti yaitu tanggal 10 Oktober 2010 (10.10.10), acara nya dimulai pada pukul 8 pagi.
Kami berangkat dari Cimahi sekitar pukul 9 pagi dan ketika sampai disambut dengan kemacetan. Menjadi berkah bersama bagi penjaga parkir yang mulai menawarkan jasa parkirnya mulai dari Pasar Balubur sampai ke kebun binatang. Saya memutuskan parkir di depan Pasar Balubur lama, dengan tarif 3000 rupiah saja bayar di awal.
Segera saja kami bergegas memasuki pintu masuk melalui jalan ganesha. Suasana masih sepi, disambut dengan stand-stand seni, yang pertama kami jumpai adalah stand pejuang HAM Munir. ada mobil jadul yang dicat-warna warni, display foto-foto orang jalanan, stand seni instalasi dari bambu dan lainnya. setelah melewati panggung besar kami masuk melalui pintu utama dan tak lupa meminta peta saku ke panitia dengan membayar ongkos pengganti Rp.10.000,-
Suasana yang belum terlalu padat membuat kami leluasa untuk berfoto-foto. Sambil jalan-jalan dari stand ke stand hampir semua dikunjungi. Stand aksesoris pasar seni sangat ramai dan mengantri sehingga kami lewat dahulu. Tak lupa juga untuk mengunjungi stand makanan karena belum sarapan dari pagi.
Setelah mengecek daftar acara dari peta saku, kami merencanakan untuk menyaksikan beberapa pertunjukan musik yang kebetulan semuanya berada di satu panggung. yaitu : Bandos band dosen ITB yang salah satu nya adalah pak Budi Raharjo yang blog nya sering saya kunjungi. Yang kedua The Panas Dalam, dan pertunjukan utama nya dari Krakatau.
Bandos
Band yang digawangi para dosen ITB ini tampil pukul 12 siang membawakan lagu-lagu populer. penampilan lumayan lah untuk ukuran dosen, namun pengaturan soundnya masih perlu diperhatikan. Pertunjukan sempat terhenti karena ada wawancara Rektor dengan media televisi. dan kemudian dilanjutkan setelah wawancara selesai.
The Panas Dalam
Band ini sudah banyak dikenal di kalangan mahasiswa ataupun umum, yang tampil dengan performansi dan dan dandanan panggung aktrakif, membawakan lagu "kopral jono', "cita-citaku", "Malin Kundang In Memorial", "mars pasar seni itb", dan ada selebrasi pengguntingan pita sebagai tanda peluncuran album baru The Panas Dalam.
Ini dia performer yang paling ditunggu karena banyak musisi senior berpengalaman didalamnya, Band ini sudah malang melintang di berbagai Festival Jazz International dan kini "berkenan" hadir di Pasar Seni ITB. Mereka tampil sekitar pukul 14:30 saat itu cuaca sangat panas namun tak menyurutkan niat untuk menghibur audiens Pasar Seni ITB. Formasi mereka saat tampil adalah : Dwiki Darmawan (vocal Synthesizer, keyboard), Pra Budi Dharma (Electric Fretless Bass), Adhe Rudhiana ( Kendang ), Zaenal Arifin (Percussions), Gerry Herb (Drummer). Penampilan dibuka dengan dua tembang dari album mereka yang direspon baik walaupun mungkin sebagian besar tidak mengetahui judul atau belum pernah mendengar sama sekali. kemudian hadir bintang tamu : Candil (mantan vokalis Seurieus) yang berimprovisasi vokal di lagu " tokecang" dan "panon hideung", menghadirkan kolaborasi dengan genre musik Jazz-traditional-rocknroll :). dan satu lagu diciptakan khusus untuk Pasar Seni yaitu "spirit of Pasar Seni ITB". penampilan yang memukau dan komunikatif dengan penonton.
Semakin lama jumlah pengunjung makin membludak membuat area macet dan menjadi tidak nyaman untuk berjalan-jalan. Namun secara keseluruhan acara ini sukses dan memuaskan. Sampai bertemu kembali 5 tahun lagi!